Marketer's Diary : The Do’s and Don’ts When You Being A Digital Marketer (Part 1)
Wednesday, September 06, 2017
*Disclaimer : Tulisan ini ditulis
berdasarkan sudut pandang dan pengalaman saya sebagai digital marketer. Mohon
jangan ber-ekspetasi tinggi karena isi dari tulisan ini bakal saya sampaikan
dengan cara saya. Mohon maaf kalau ada perbedaan dengan teori marketing dari
beberapa ahli di bidang marketing. Karena terkadang di lapangan itu, teori sama
praktek bisa jadi beda.
"If
you're a good marketing person, you have to be a little crazy." – Jim
Metcalf
Based on my experience, jadi marketing itu
susah-susah gampang. Apalagi kalau kita jualannya digital. Susah karena harus
bisa mempengaruhi calon konsumen untuk membeli produk kita, menganangi keberatan
padahal kita belum pernah ketemu etc. Gampang
karena kita nggak usah canvasing. Penjualan
bisa lebih tertarget dan hemat dalam segi waktu dan operasional.
Yaiyalah,
bayar facebook Adsmah nggak akan
semahal bikin baligo kan yah?
Tapi
yang harus diinget, being a digital marketer,
artinya kita harus siap ketika ditanya-tanyain calon konsumen via telepon
atau chat. Tapi ternyata ini ada aturannya lho. Jadi setelah nyaris 4 bulanan
jadi digital marketer, hal-hal kayak gini yang saya pelajarin dari lapangan.
This
is the do’s and don’t for you, a Digital Marketer. Atau siapapun yang sekiranya
tertarik jadi marketer 😄
The Do’s
1. Kenali
Produk
Ini pokok banget gengs. Mau
digital marketing ataupun marketing konvesional. Hal ini wajib banget jadi
dasar. Sebelum mulai jualan, kenali dulu produknya. Kenal sampe tahap mau nikah
kalau bisa. Intinya sampe kamu faham banget sama produk yang kamu jual. Kenali
kekurangan dan kelebihannya. Apa yang bisa kamu unggulkan untuk bisa jadi poin
plus saat jualan. Yah pokoknya, kenalan lah ya. Jangan langsung jualan. Kan
nggak enak kalau langsung nikah aja tanpa kenalan dulu. *apasih*.
😅😅😅
Biasanya, soal product knowledge ini ditangani langsung
sama kantor. Jadi dibikin semacam training
gitu untuk karyawan baru. Saran saya sih, ikuti trainningnya. Pelajari sampe mlotok. Kalau ada yang nggak faham,
langsung tanyain. Biar nggak bingung pas jualan nanti.
2. Kenali
Pasar
Nah, setelah kenalan sama si
produk. You’ve to know target market
also.
Harus faham banget kamu jualan
target marketnya siapa? Buibu kah? Remaja? Atau lansia? Ini semua tugas kamu.
Tapi biasanya pas trainning suka langsung dikasih gambaran sih. Misal saya
jualan rumah subsidi, artinya pasar saya sebagian besarnya adalah pasangan baru
menikah yang belum punya rumah.
Kalau kamu jualan kosmetik, ya
target pasar kamu adalah wanita. Itupun rangenya
dibagi-bagi lagi. Tergantung kosmetik yang kamu jual diperuntukan untuk siapa?
Untuk remajakah seperti Red-A? Atau wanita dewasakah macem Ultima? Itu semua
tergantung produk. Kenali dan fahami betul ya. Jangan sampe salah, karena nggak
lucu banget kalau jualan kosmetik ke cowok. Agak weird yah.
Nah, karena kamu adalah digital
marketer, maka normalnya kamu bakal beriklan di internet kan? Bagian ini penting karena kamu bisa mulai
menargetkan calon konsumen kamu.
Kalau kamu jual kosmetik, cari
grup yang anggotanya sebagian besar adalah wanita. Misalnya grup Ibu muda,
grup-grup kecantikan dll.
Kenapa harus begitu? Karena ya
memilih pasar yang tepat pastinya akan meningkatkan penjualan. Bakal salah
alamat banget kalau jualan kosmetik di grup otomotif kan ya? So’ ini penting.
The Don’ts
1. Jangan
Terpancing Untuk Menjelaskan Produk Via Telepon ataupun Chat.
Waduh jangan sampe deh. Iya
kita jualan via online, jadi komunikasipun pasti awalnya dari chat atau telepon
kan ya? Cuma jangan sampai terpancing untuk menjelaskan produk secara detail.
Menjelaskan produk itu lebih
baiknya ketemu langsung. Buat janji temu. Nah, jelaskan produk
sedetail-detailnya ya pas ketemu itu.
2. Jangan
Menerima Telepon Sambil Makan, Sambil leyeh-leyeh dan tidak profesional.
Ketika kita menghadapi calon
klien di telepon bukan berarti kita bisa seenaknya juga. Hindari menerima
telepon sambil leyeh-leyeh gengs. Duduk
tegak aja atau lebih bagus berdiri, itu ngaruh ke intonasi soalnya. Apalagi
sambil makan, duh jangan sampe deh. Stop dulu makannya, terima telepon secara
profesional nanti setelah selese baru deh makan lagi.
Waktu belum tahu soal ini, saya
pernah nih lagi makan siang diluar gitu terus ditelepon klien yang tanya-tanya
soal rumah (fyi, saya jualan rumah).
Terus tanpa sadar saya makan sambil ngunyah kan ya? Nah kayaknya si klien ini
jadi nggak nyaman gitu sama saya. Makanya dia tiba-tiba aja bilang “Mbak lagi
makan siang ya? Duh saya ganggu nih. Nanti saya telepon lagi aja ya?” katanya
sambil nutup telepon.
Dan setelah itu dia nggak
nelpon lagi sama sekali. Saya telponpun nggak pernah di angkat. Jangankan closing, sempet bikin janji temupun
nggak.
See?
Etika bertelepon itu
mempengaruhi sukses nggaknya penjualan.
3. Jangan
posting dengan menggunakan kalimat yang kontradiktif, menyebabkan perdebatan
apalagi menjatuhkan kompetitor.
Jadi digital marketer artinya
kita beriklan lewat internet. Nggak dengan masang baligho di tempat umum
ataupun flyer. Tapi dengan sebuah foto di Facebook ads, instagram ads, olx,
grup-grup jual beli atau apapun. Biasanya foto tersebut disertakan dengan
caption. Kita bisa tulis apa aja untuk menarik minat calon konsumen. Makanya
suka ada gimmick marketing kan ya?
Nah bagusnya masukin itu ke caption.
Tapi yang harus diinget adalah
jangan sampai tulisan kita berisi kata-kata yang tidak wajar, menyebabkan
perdebatan atau malah menjatuhkan kompetitor.
Daripada menjatuhkan kompetitor
kita, baiknya lebih tunjukan aja apa kelebihan produk yang kita jual dan calon
konsumen akan bisa menilai sendiri. Ini etika marketing yang penting banget
menurut saya.
***
Ini
udah panjang banget yaampun. Zzz.
Bosen
nggak sih bacanya? Tumben-tumbenan lho saya nulis kok kayak serius banget gitu
lho. Pengen ngocol tapi susah banget. Karena bahasannya emang serius. Haha maafkan. 😘😘😘
Meskipun
kata-katanya sungguh acak-acakan dan jauh dari tulisan-tulisannya Philip Kotler,
tapi semoga ada value yang bisa
diambil ya?
Bakal
saya bikin part 2nya minggu depan. Semoga nggak ada yang bosen ya😘
Kamis,
7 September 2017
Salam
Marketing,
JubJub💋
2 komentar
Jangankan marketing mba, siapapun itu klo terima tlp sambil makan, pasti bikin yang denger nggak betah. Hehehe
ReplyDeleteAku gak bakat nih jadi marketing. Dari jaman sekolah, pasti sellau gagal setiap nawarin barang.
iya sih mbak, jatohnya nggak sopan ya?
Deletehehe, padahal everyone born as a marketing lho mbak sebenernya :) bisa kok mbak, cuma kadang nggak disadari aja :)
Hi Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya :)
Tapi jangan kasar-kasar, jangan ada link hidup juga karena udah pasti aku block.
komentar ya baik-baik aja, kritik boleh tapi sampaikan dengan bahasa yang baik. salam :)