#Sundaytalk : Critics
Sunday, February 05, 2017
Pernah
di kritik nggak? Kayaknya, mostly pasti
pernah deh.
Kalo
di kritik di depan umum? Di sosmed? Di depan gebetan, di depan calon mertua, di
depan pacar pernah nggak?
Kalo
pernah sini kita toss dulu.
Ini punyanya A Irfan :
Suka
bete nggak sih kalo dapet kritikan dadakan di depan banyak orang?
Kalo
saya BETE BANGET NAUDZUBILLAH! Apalagi di sosmed, anjay atuhlah sosmed itu ruang publik bisa diliat banyak orang.
zzzzZZZZZzzzzz
Saya percaya ungkapan ‘kritik itu membangun’
tapi kalo diaplikasikan di depan banyak orang apalagi sosmed, which is menurut saya itu malah kesannya
jadi menjatohkan. Ngagubragkeun bahasa
sundanya.
Karena
apa ya? Karena kritikus yang baik tau ruang untuk mengeluarkan kritikannya.
Karena jika tujuan dia memang ingin kita berbenah untuk jadi lebih baik maka
dia pasti bisa menempatkan diri. Kapan dan dimana dia harus mengkritik. Nggak
di depan banyak orang juga keleus.
Apalagi di sosmed, ih NAY banget ya kalo menurut saya.
Saya
nggak menyamakan point of view saya
sama berbagai acara kompetisi di TV atau dimanapun yang ketika si peserta unjuk
gigi terus dikomentarin dan dikritik. Itu wajar ya? Misal saya ikutan Dangdut
Academy (Ini misal ya? Karena nekat banget kalau saya beneran ikut, suara nggak
mendukung, penampilan nggak mendukung, ya pokoknya nekat we) dan saya dikomentarin atau bahkan dikritik habis-habisan sama
Soimah, Mba Inul, Beniqno, Bunda Rita dll saya nggak akan kesinggung ataupun
marah, even mereka kritik saya di
depan banyak orang dan disiarkan dimana-mana. Nggak, karena itu memang
tempatnya. Kompetisi memang tempatnya kritik. Kritik yang dapat membangun
kualitas peserta untuk jadi lebih baik lagi. Nggak salah tempat sih kalo
menurut saya.
Dan
kalau saya yang nggak ikutan kompetisi apapun, Cuma update status di Facebook terus langsung di kritik kurang enak, ya
saya marahlah. Tapi yang perlu kalian tau jenis marah saya bukan marah yang
langsung nge-block si tersangka atau marah-marah
langsung ke dia. Bukan ya. Karena jenis marah sayamah marah yang anggun. Anggun aja diem. Diem-diem nangis di
pojokan.
![]() |
http://divaanandasilva.blogspot.co.id |
Lalu
apa saya hapus komentar kritikannya? NAY. Nggak, saya nggak hapus. Karena buat
apa? Sedikitnya pasti udah ada yang baca, nggak ngefek sih. Saya cuma berbenah
diri aja, mungkin memang ada yang kurang dari saya. zzzzZZZZzzzz so dewasa
banget akika. Tapi emang iya, saya hapus komentar sama aja saya nyinggung si
kritikus sosmed itu kan ya? Dan saya nggak mau. Nggak mau nyinggung orang lain
karena saya juga nggak suka disinggung apalagi ditikung.
Jadi
maunya gimana, dit? Maunya ya kalaupun dia sayang banget sama saya, mau saya
nggak terapi nulis di status facebook ya dia BBM saya lah, kan punya BBM gitchu
lhoooo... dia sama saya kadang keep in
touch di BBM, saya juga mayan sering pasang PM alay di BBM, jadi dia
pasti tau jelas kalau BBM saya aktif dan dia bisa kritik saya habis-habisan di
BBM, saya nrimo, saya perbaiki. Case closed.
Lebih
enak nggak sih?
Saya
apresiasi banget partner musiclodia
saya, Erda namanya. Sekali waktu dia pernah maen ke blog saya, alih-alih
komentar di kolom komentar, dia malah BBM saya. dia kritik saya, dia bilang
cara penulisan saya EYDnya masih banyak yang salah. Akibat self-editing yang sering saya lewatin tiap kali post blog, karena
buru-buru, partner saya udah post dan
siaga 3 saya masih nulis. BAHAHAHA.
Tapi
saya nrimo banget dikritik Erda,
makanya saya mulai nyempetin waktu buat self-editing
se-sempit apapun waktunya. Fyi, saya
nggak pasang alarm khusus buat nulis #sundaytalk, jadi pure seadanya waktu.
See, efeknya beda banget kan? Antara dikritik Erda dan
dikritik seseorang di sosmed? Saya jadi belajar, mau berubah. Tapi lain masalah
kalau Erda kritik sayanya di kolom komentar, mungkin saya bisa mugen. Kalo
kritik sekedar ngomentarin sih nggak papa, tapi kalo udah cenderung menjatuhkan
di ruang publik, ini yang patut dihindari.
Paham
kan?
Jadi
untuk kritik ya baiknya disampaikan one
by one. Langsung aja ke orangnya. Karena alih-alih niat membenarkan nanti
jatohnya malah menjatuhkan. Kan nggak baik.
HEUP!
Intinya,
lebih bijaklah dalam bersosmed, pilah-pilih deh forum mana dan apa aja yang
bisa jadi konsumsi publik. Itu aja sih mungkin.
Kalo
ada yang kesinggung, maybe kritikus
saya di sosmed baca ini, mbok ya saya
minta maaf. Bukannya cemen karena nggak berani ngomong langsung, biarlah begini
saja. Karena kalaupun saya ngomong ke dia belum tentu dia terima yakan?
Oke.
Segitu aja sih.
Eh
iya, minggu ini #Sundaytalk double posting ya. Jadi saya sama partner nulis 2
tema sekaligus PROKPROKPROK.
Biar
apa? Biar nebus yang bolos minggu kemarin. Kalau kalian mau baca marathon-post saya satu lagi di hari ini
bisa dibaca lewat sini : How I Spend And Save My Money
Edisi
#sundaytalk lainnya
0 komentar
Hi Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya :)
Tapi jangan kasar-kasar, jangan ada link hidup juga karena udah pasti aku block.
komentar ya baik-baik aja, kritik boleh tapi sampaikan dengan bahasa yang baik. salam :)