Ketika Si Bodoh Jatuh Cinta
Thursday, March 24, 2016
Jangan pernah meminta
siapapun untuk memahami perasaanmu.
Itu poinnya.
Karena ternyata, kadang
diri kita sendiripun tidak bisa mengerti perasaan macam apa yang kita rasakan.
Bisa saja cinta tapi kita
memungkirinya mati-matian dan butuh waktu yang lebih lama dari orang normal
untuk mengakuinya. What a stupid thing!
Dan sebagai orang bodoh
ke-sekian, bolehkah aku juga memungkiri perasaan yang ada dalam bagian organ
tubuhku?
Bolehkah aku sebagai orang
bodoh memungkiri bahwa aku jatuh cinta?
Tidak ada orang yang pintar
dalam urusan cinta. Itu kenyataannya.
Tapi dalam cinta ada orang
bodoh, ya semacam aku inilah.
Tapi bodoh bukan berarti
alfa dari alasan, karena aku memilih untuk menjadi bodoh tidak lepas dari
alasan. Aku punya alasan, dan itu jelas!
Meskipun aku tidak ingin
mengungkapkan alasan itu dalam tulisan ini, yang bisa aku ungkapkan hanyalah,
terkadang untuk menerima bahwa kita telah jatuh cinta lebih sulit daripada
menerima kekalahan.
Aku memilih untuk menjadi
si-bodoh dan tetap berjalan di jalanku sendiri, menjauh dari apapun tentang
dia. Bukan untuk siapa-siapa, tapi tak lebih untuk membatasi hatiku sendiri,
agar tidak terjatuh lebih jauh sebelum rasanya akan menjadi semakin sakit.
Walau harus diakui, aku dan
patah hati memiliki korelasi yang cukup baik. Karena saking terlalu seringnya
aku patah hati, tapi bukan berarti aku kebal dan mampu kembali bangkit dalam
hitungan detik setelah terjatuh. Kalian boleh kecewa, tapi kenyataannya aku
memang tidak sekuat itu.
Pengecut adalah kata yang
mungkin patut disematkan kepadaku. Bagaimana tidak? Cerita belum dimulai dan
aku sudah memilih untuk selesai. Aku tak sangguo untuk sekedar membuat prolog
dalam cerita ini, aku terlalu naif, tapi demi Tuhan, aku hanya tak ingin lebih
jauh terluka dari saat ini.
Jangan meminta siapapun
memahamimu, bahkan pada waktu sekalipun!
Aku mulai berhenti menyukai
kisah dengan ending yang bahagia.
Aku mulai berhenti membaca
novel-novel roman dengan kisah yang cheesy, dimana si pria akan kembali pada si
wanita pada akhirnya dan mereka hidup bahagia. EVER AFTER!
Aku mulai berfikir untuk
merubah ending cerita yang saat ini sedang ku tulis dengan ending yang tidak
membahagiakan.
Aku ingin, karena
realitanya hidup memang seperti itu kan?
Tidak selamanya si pria dan
si wanita bisa bersama dan bahagia sampai akhir.
Tidak selamanya kisah cinta
berawal dan berakhir dengan tokoh yang sama.
Tidak selamanya.
0 komentar
Hi Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya :)
Tapi jangan kasar-kasar, jangan ada link hidup juga karena udah pasti aku block.
komentar ya baik-baik aja, kritik boleh tapi sampaikan dengan bahasa yang baik. salam :)