Welcome April..
Harusnya aku
mengawali April dengan sukacita. Karena April memang bulanku. Bulan favoritku
dibadingkan 11 bulan lainnya.
Aku lahir di bulan
April, itu nyatanya.
Tapi alih-alih
bahagia, aku mengawali detik, menit dan jam pada bulan April dengan perasaan tidak
menentu, tepatnya aku sedang menghitung mundur.
Tidak lebih dari 24
jam lagi dan aku akan berhenti bertanya-tanya seperti saat ini.
Tidak lebih dari 24
jam lagi dan aku sudah bisa memutuskan apakah harus sedih atau terluka dengan
penjelasan seseorang. Si pengirim pesan multitafsir.
Sejujurnya aku
takut, terlalu takut malah dengan hanya memikirkan apa yang akan dia katakan
dalam hitungan beberapa belas jam ke depan.
Aku takut terluka.
Aku takut kecewa.
Sekalipun aku tahu
dan cukup sadar kalau itu semua adalah resikonya, aku tetap tak mampu.
Aku tak mengerti
kenapa aku menjadi sepengecut ini.
Tak hentinya aku
mensugestikan diriku untuk tetap kuat dengan apapun yang akan aku dengar nanti.
Tapi aku tak bisa.
Sebagian besar
diriku mengalami ketakutan parah yang tak bisa aku tangani.
Takut kecewa dan
terluka.
Isi pesannya sudah
puluhan, bahkan ratusan kali aku baca kembali. Dan semua tetap pada tempatnya. Semua
kata-katanya tetap sama.
Ambigu.
Dan membuatku lelah
karena terus-terusan menebak-nebak apa maksudnya.
Ambigu.
Dan membuatku nyaris
kewalahan mengatur ritme kerja jantungku yang selalu mendadak tidak beraturan
jika aku mengingatnya.
Demi Tuhan aku ingin
ini segera berakhir.
Tapi disisi lain aku
takut. Takut jika nantinya yang aku dengar tidak sama dengan ekspetasiku.
Takut jika yang
kudengar nanti hanyalah untaian kata yang akan melukaiku telak.
Midnight.
Awal Bulan April