Karma Does Exist
Saturday, February 06, 2016![]() |
http://www.dohiy.com/wp-content/uploads/2015/05/keep-calm-and-believe-in-karma-3.png |
Take
care babe. Karma does EXIST. Karma itu ada pemirsa!
Tuhan
akan membalas kebaikan setiap umatnya, walaupun hanya sebiji jagung. Dan
begitupula dengan kejelekan.
Masih
nggak yakin Karma itu ada?
Please
guys. Open your eyes!
Agama
aja ngajarin kita untuk selalu berbuat baik karena setiap perbuatan kita di
dunia ini akan selalu ada balasannya. Tanpa kecuali!
Agak
ngeri sih sebenernya bahas soal Karma. Soalnya aku punya pengalaman kurang baik
soal yang satu itu.
Intinya
aku yang bodoh, saat dikecewakan dan ada dalam kesakithatian, aku selalu
mendoakan seseorang yang telah menyakitiku agar merasakan apa yang aku rasakan.
Demi Tuhan, ini salah!
Sekarang
aku sadar kok. Masalah balasan setiap perbuatan manusia itu bukanlah
teritorialku. Aku siapa sampai harus mendoakan jelek terhadap mereka? Toh
akupun belum tentu lebih baik daripada mereka yang aku doakan jelek kok.
Makanya
sejak saat itu aku mulai belajar lebih iklas dan percaya bahwa Tuhan selalu
memiliki sebuah rencana yang indah untuk setiap Hambanya. Tidak ada lagi sumpah
serapah saat salah seorang mantanku ternyata selingkuh di belakangku. Bukan
karena aku nggak ada perasaan apapun, tapi lebih karena aku merubah mindset
berfikirku. Sebelum menimpakan kesalahan pada dia, terlebih dahulu aku
bercermin. Menganalisa kekurangan yang ada pada diriku sehingga membuat pacar
kesekianku itu memutuskan untuk selingkuh.
Tidak
akan ada kata selingkuh kalau si dia nyaman sama kita kan?
Dan
ya. Dengan rendah hati aku akui kekuranganku. Saat bersamanya aku terlalu
sibuk. Dia yang juga memiliki jadwal yang padat karena harus kuliah sambil
mengejar mimpinya menjadi atlet. Seringkali dia pergi keluar kota karena
beberapa urusan yang mengharuskannya pergi. Benar-benar jadwal yang padat.
Tidak
jarang berhari-hari kami bertahan tanpa komunikasi. Aku menyadarinya saat ini.
Aku terlalu cuek dan paranoid saat itu. Aku takut kalau aku menghubunginya dia
akan terganggu, mengingat jadwalnya memang benar-benar padat. Dan begitupun
sebaliknya, terkadang dia harus kecewa karena beberapa telponnya tidak sempat
aku angkat dan pesan-pesan manisnya belum sempat aku balas. Sampai dia lelah
dan mencari sosok lain yang bisa menutupi kekuranganku. Aku sadar akan hal itu.
Maka saat aku melihatnya berselingkuh dengan mataku sendiri, aku tidak
mengeluarkan sumpah serapah apapun, walaupun memang hatiku sakit dibuatnya.
Aku
percaya, demi menjauhkanku dari orang yang salah, Tuhan mematahkan hatiku!
Setelah
itu, manusiawi bila aku menghindari komunikasi dengan dia. Bukan karena dendam,
hanya saja sebagai seseorang yang membutuhkan ruang untuk memulihkan kembali
lukanya, aku benar-benar butuh untuk sendiri. Aku ingin memantaskan diri agar
dipertemukan dengan yang lebih baik. Bukan dimataku, tapi dimata Tuhan.
Sampai
aku kembali pada kondisi stabilku semula, dia kembali datang dan memintaku
untuk memulai kembali dengannya. Tidak sulit untukku memberinya jawaban. Tentu
saja tidak!
Aku
sadar aku salah, tapi akan lebih salah lagi bila aku menerimanya kembali,.
Tuhan saja sudah menunjukan semuanya. Aku tidak ingin bodoh dengan kembali
mengulang kisah yang sama dengan orang yang sama.
Aku
memang tidak dendam. Tidak membencinya. Aku hanya kecewa karena untukku,
perselingkuhan adalah hal yang paling tidak termaafkan diantara sekian banyak
kesalahan dalam suatu hubungan.
Tapi
semakin aku menolak, dia semakin memohon padaku. Aku tetap pada keyakinanku.
Tidak ada kesempatan kedua. Cukup sebagai teman saja untuk saat ini. Tapi dia
keukeuh dan tetap memohon atau sedikit memaksa. Dengan embel-embel tak akan
selingkuh lagi.
Kalaupun
memang dia berubah, aku bersyukur. Setidaknya dia bisa menjadi orang yang lebih
baik lagi. Tapi untuk kembali bersamaku lagi, aku tetap menolak.
Tanpa
mengurangi kesadaranku dengan kekurangan pada diriku sendiri, untukku pribadi,
sampai kapanpun tidak ada kesempatan kedua untuk orang yang telah berhianat.
Dan
dia bilang dia merasakan karmanya saat ini.
Sampai
disini aku semakin merasa disayangi Tuhan. Ternyata Tuhan tidak menutup matanya
dari orang yang telah menyakitiku. Walaupun aku sendiri tidak pernah meminta
hal itu terjadi.
0 komentar
Hi Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya :)
Tapi jangan kasar-kasar, jangan ada link hidup juga karena udah pasti aku block.
komentar ya baik-baik aja, kritik boleh tapi sampaikan dengan bahasa yang baik. salam :)