I may find my prince, but My dad will always be
my King.
Bapa adalah orang
pertama yang akan mengatakan ‘tenang teh
ada bapa’ di setiap kondisi lemahku atau pada masalah yang aku hadapi. Ntah
apapun itu.
Bapa adalah orang yang
akan berada di posisi paling depan untuk membelaku saat ada orang yang
menyakitiku. Berbeda dengan mama yang lebih lembut dan rasional, bapa dengan
sikap kerasnya adalah orang yang selalu membuatku merasa aman hanya dengan
meyakini bahwa bapa ada di dekatku.
Tidak peduli sebesar
apapun masalahku, bapa akan selalu menenangkanku, meyakinkanku dan
menguatkanku.
Tenang ada Bapa..
Ya. Sebagai
satu-satunya pria dalam keluarga dan merupakan kepala keluarga, bapa memang
menjalankan perannya dengan sangat baik. Walau saat ini beliau tidak lagi
segagah dulu, tidak lagi sekuat dulu, tidak lagi sesehat dulu. Tapi bapa
tetaplah bapa. Yang akan selalu merelakan apapun yang dimilikinya demi
anak-anaknya.
Bapa adalah cinta
pertama sekaligus cinta terakhirku.
Aku bahkan ingat saat
dulu beliau masih begitu gagah dan aku menyukainya. Mencintainya, mengaguminya
dan bangga memilikinya.
Aku bahkan masih ingat
saat dulu aku begitu sombong membanggakan bapa di depan teman-temanku. Karena
memang bapaku luar biasa.
Aku masih ingat setiap
detiknya.
Dan sampai saat
inipun, tak peduli seberapa besar perubahan kondisi kami, bapa adalah cinta
pertamaku.
Walau badannya mulai
ringkih dimakan usia. Walau raganya tak lagi sekuat dulu karena sakitnya,
dimataku bapa tetap sehebat dulu.
Karena sampai detik
inipun, bapa akan selalu melindungiku dari setiap masalah yang aku hadapi. Dia
menukar apapun yang dia miliki dalam hidupnya hanya untuk membuatku tetap bisa
hidup dengan tenang. Dan harus aku akui bahwa aku adalah orang yang beruntung
karena memilikinya dalam hidupku.
Bapa memang bukan
orang yang bisa dekat dengan anak-anaknya seperti mama, Bapa cenderung lebih
defensif dan dingin. Tapi beliau adalah yang terhebat dimataku. Kedua setelah
mama.
Maka akupun tak
meminta banyak pada Sang Pemeluk Takdir.
Aku hanya meminta agar
waktuku cukup untuk membuat Bapa bangga padaku, membahagiakannya, mengajaknya
ke tempat manapun yang ingin dikunjunginya sesuai janjiku selama ini.
Dan hanya sebaris doa
yang selalu menghiasi waktu usai solatku. Teruntuk Bapa.
“Ya Rabb, aku mohon jangan ambil
bapa sebelum aku sempat membuatnya selalu tersenyum, sebelum aku membuktikan
padanya bahwa aku bukan gadis kecil keras kepalanya lagi, dan sebelum aku
memberinya kebahagiaan saja dalam hidupnya.
Dekatkan aku selalu pada cinta
pertamaku, Ya Rabb. Dia malaikatmu yang aku sebut, Bapa.”