Jadilah Orang Kaya, Dapatkan Pengakuan!
Saturday, January 16, 2016
Hari ini aku belajar banyak.
Tentang apa yang tidak aku dapatkan di bangku akademik.
Kalau terkadang, uang akan selalu menjadi pemenang dalam hal apapun.
Dan bahwa, tanpa uang kita hanya terlihat seperti remah-remah kecil di sudut
ruangan. Dekat dengan sampah.
Dalam bahasa yang sederhana, tanpa uang kita sampah!
Ya sampah, tahu kan? Semacam benda menjijikan yang tak ada satupun
orang yang menyukai keberadaannya karena bau busuk yang dikeluarkannya.
Tanpa uang, manusia seperti mahluk tanpa harga diri.
Menjijikan.
Tak Berguna.
Dan dibuang...
Sampah!
Tak peduli sekeras apapun aku melawan hukum alam. Kenyataan tetaplah
kenyataan.
Aku tidak bisa memilih untuk lahir dari rahim orang yang punya
kekayaan seberapa banyak atau memilih untuk tidak dilahirkan ke dunia jika tahu
akan lahir dari rahim seorang ibu yang hanya memiliki kekayaan hati.
Demi Tuhan aku tidak bisa memilih!
Tuhanlah yang memiliki hak veto seperti itu. Dan aku tetap bersyukur
karena Tuhan memilih mamaku sebagai perantara untukku ada di dunia ini.
Jika mereka mengukur kebahagiaan dengan seberapa besar rumah yang
mereka miliki atau seberapa banyak asset mereka, aku mengukurnya dengan cara
yang sedikit berbeda.
Cukup dengan seberapa besar kasih sayang orangtua yang mereka
berikan dengan cara yang sederhana.
Dan luar biasa.
Selama nyaris 23 tahun hidupku, tak pernah sekalipun aku berfikir
ingin mengganti orangtuaku dengan orangtua lain yang lebih kaya.
Sampai pada hari ini.
Hari ini aku belajar bahwa ada satu harga yang harus dibayar untuk
sebuah pengakuan.
Orangtuaku mungkin tidak mampu menyediakan tumpukan uang dengan
nominal 8-9 angka 0 di belakang hanya sekedipan mata saja.
Tapi sejauh yang aku tahu, tak peduli berapa puluh, ratus, juta,
puluh juta, ratus juta atau berapapun itu, mama dan bapa akan selalu
meyakinkanku bahwa mereka mampu untuk mencarinya.
Tak peduli separah apa kondisi bapa saat ini, beliau adalah orang
pertama yang selalu menunjukan betapa ia mencintaiku dan rela melakukan apapun
demi aku. Sekalipun untuk mendapatkan berpuluh-puluh juta hanya untuk kebutuhan
akademikku.
Walau untuk sebagian orang pengakuan adalah segala-galanya. Untukku,
memiliki mereka saja sebagai sepasang orangtua dalam hidupku, sudah merupakan
pengakuan yang sangat indah yang Tuhan berikan.
Dan hari ini, tepat pada malam ini. 00.07. 17 januari 2016 dini hari
aku akui, bahwa uang merupakan dewa dari segala dewa yang pernah ada dalam
dongeng di masa lalu. Meskipun aku tidak berfikir harus mendewakan uang,
nyatanya akan selalu ada berbagai pihak yang harus aku ‘dewa’kan untuk sebuah
pengakuan.
Jadi sekarang, siapa yang menjijikan?
Aku atau mereka?
Aku. Ya tentu saja aku. Salah siapa aku miskin?
Akan selalu ada pihak yang mendewakan uang sehingga tidak mampu
melihat hal-hal lain diluar itu.
Jadi intinya, Dita Apriliani JADILAH ORANG KAYA, DAPATKAN PENGAKUAN!
0 komentar
Hi Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya :)
Tapi jangan kasar-kasar, jangan ada link hidup juga karena udah pasti aku block.
komentar ya baik-baik aja, kritik boleh tapi sampaikan dengan bahasa yang baik. salam :)