Berterimakasihlah kepada dia yang menyakitimu.
Friday, October 23, 2015
Hah? Ngga salah tuh? Typo kali ya?
Nggak. Nggak salah. Dan artikel ini aku tulis dalam keadaan 100%
sadar. Nggak ngantuk, stress atau bahkan depsresi. Hiiy.
Berterimakasihlah!
Terimakasih atas luka, tangis dan sakit yang diberikannya.
Spesifik aja ya, misalkan ini soal cinta. Masih nggak jauh-jauh
dari Love Story. Dan jika kita sebagai pihak yang tersakiti. Satu pesan aja,
‘jangan rendahkah dirimu dengan memohon agar dia tidak menyakiti atau bahkan
meninggalkan kamu’ tapi bersukurlah. Betapa Tuhan memberkati dirimu. Dengan
menjauhkanmu dengan orang yang salah.
Ini cerita klasik, soal siapa menyakiti dan tersakiti. Dan
lumrahnya, pihak yang tersakitilah yang paling merasa dirugikan. Kalian bisa
belajar dari kisahku, kisah yang saat ini malah aku sukuri karena pernah begitu
membuatku jatuh.
April 2011, aku mengenalnya. Satu perkenalan yang singkat dan
kami memutuskan untuk bersama-sama. Sangat terburu-buru kalau diingat lagi.
Awal yang indah karena selalu aku yang selfish dan dia yang mengalah. Tapi
memasuki tahun ketiga dan keadaan memaksa kami untuk menjalani LDR saat itu,
semua berubah tidak lagi seindah saat tahun-tahu pertama. Semua seperti masa
paling menyakitkan dalam hidupku, dan demi Tuhan aku bersumpah, hanya sekali
saja hal itu terjadi dalam hidupku, satu pelajaran pendewasaan yang Tuhan
berikan lewat jalan menyakitkan ini.
Dia yang dulu selalu mengalah, saat itu memilih pergi. Aku
mencoba menutup mata dengan semua fikiran negatifku tentang alasannya pergi
dariku. Aku selalu mencoba merubah kondisi menjadi lebih baik. Tapi ternyata
tidak mudah. Rasanya seperti bertepuk sebelah tangan. Aku yang berjuang, dan
dia tetap dengan pendiriannya untuk meninggalkanku.
Satu penyesalan terbesarku saat itu. AKU MERENDAHKAN DIRIKU
SENDIRI ATAS NAMA CINTA.
Ya, sangat disesali karena saat itu aku memohon nyaris mengemis
untuk tidak ditinggalkan.
Aku merendahkan diriku di depan orang yang sebenarnya sudah tak
pantas lagi aku perjuangkah. Sungguh itu sebuah penyesalan terbesarku sampai
saat ini.
Andai saja jika waktu bisa aku ulang, aku tidak akan pernah
menjadi sehina itu di depannya. Sesakit apapun, aku akan membiarkan dia pergi.
Bukannya mengemis dan mengeluarkan sumpah serapah yang sebenarnya nggak penting
juga mengingat Tuhan itu adil dan Dia tahu apa yang harus dilakukan.
Satu hal yang sangat aku sukuri saat ini.
Aku bebas.
Bebas dari orang yang bahkan tidak menghargai kebersamaan kami
yang nyaris 3 tahun.
Bebas dari orang yang tidak mencintaiku, tak peduli seberapa
besar perasaanku padanya.
Bebas dari cinta yang salah, demi the right one yang telah dipersiapkan
Tuhan.
Bebas dari perasaan tertekan dan perasaan terbuang.
Bebas dari orang yang hanya bisa membalas setiaku dengan
berselingkuh di belakangku. Hey, saat aku mengemis tidak ingin dia pergi aku
belum tahu kalo ternyata dia orang selingkuh dari aku, dan CRAP! Saat aku tahu,
rasa muak mendominasi perasaanku seiring dengan perasaan lega karena Tuhan
sudah menyelamatkanku dari orang yang salah.
‘Demi Menyelamatkanmu dari
orang yang salah, Tuhan Mematahkan hatimu,’
Maha Besar Alloh dengan segala firmannya. Alhamdulilah.
Ngga kebayang gimana jadinya punya suami tukang selingkuh? No No
Nooooo.
At least, aku juga bersyukur karena sakit yang dia berikan membuatku
sampai di tahap ini.
Semua pasti ada hikmahnya,kan?
Coba kalo aku masih sama dia, masih jadi pacar manjanya yang
selfish, yang dunianya hanya berisi dia dan dia (Maklumlah kan lagi kasmaran
ya,Bok!), ngga akan mungkin tuh aku kefikiran bisnis. Kefikiran mau jadi
pengusaha sukses macem Bob Sadino, Bill Gates dll.
‘Patah hati benar-benar
mengubah duniaku’
Awalnya aku bekerja keras bukan untuk mimpiku, tapi untuk lari
dari kenyataan. Mencoba menyibukan diri agar bisa Move On secepatnya. Tapi saat
ini aku bekerja keras karena memang aku menyukainya. Aku berjuang untuk
mimpiku. Dan rasanya aku menemukan apa yang orang bilang dengan Passion. Walau usahaku masih kecil dan
bisa dibilang masih merangkak, setidaknya aku membiayai hidupku sendiri,
kuliahku, hobbyku dan apapun. Aku punya tabungan dan aku bukan sekedar
mahasiswa yang mengandalkan uang bekal orangtua. Sampai pada tahap ini, satu
berkat Tuhan yang sangat aku sukuri.
‘Lihat! Ada banyak hal baik
yang akan menimpamu saat kamu disakiti oleh orang lain. Ingat! Doa orang
teraniaya diutamakan Tuhan!’
Maka jika kamu pernah hancur sampai nyaris tak berbentuk lagi
seperti aku, bersukurlah!
1 komentar
Banteng88 | Agen Bola | Agen Judi | Agen Sbobet
ReplyDeleteAgen Bola
Agen Judi Online
Agen SBOBET
Agen IBCBET
Agen CASINO
Poker Online
Agen Judi Terpercaya
Prediksi Bola
Bandar Judi
Bandar Bola
Judi Online
Bola Online
Hi Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya :)
Tapi jangan kasar-kasar, jangan ada link hidup juga karena udah pasti aku block.
komentar ya baik-baik aja, kritik boleh tapi sampaikan dengan bahasa yang baik. salam :)