Tentang Patah Hati, Rasa ‘Galau’ dan Sulitnya Move on (part 1)
Saturday, December 21, 2013![]() |
https://setipe.com |
Selamat Malam. Kali ini saya mau sedikit bercerita. Sedikit lho ya
(?) karena kalo kebanyakan cerita, serasa blog dibikin diary 😂 Beberapa bulan
lalu, lupa tanggalnya, yang jelas bulan oktober, saya putus sama pacar saya. Suka ngedadak jadi drama queen kalo inget moment itu.
Setelah
2,5 tahun pacaran, kami akhirnya putus. Buat saya pribadi agak susah buat
terima status baru sebagai jomblo. Bukan karena gengsi atau apapun. Nggak!
Cuma Yang biasanya ada someone buat temen jalan, smsan atau lain-lain, ada yang
perhatiin tiap hari, tiba-tiba ngedadak nggak ada. Agak hampa sih.
Bukan agak
lagi kali ya, tapi emang hampa. Nah, point yang bisa saya ambil dari sana
adalah ‘Seindah apapun rencana manusia, sebagus apapun niat manusia, tetap
Takdir Alloh yang berkuasa’ Alloh memberi apa yang kita butuhkan. Bukan apa
yang kita inginkan.
Sebesar apapun kita berharap. Seindah apapun kita berencana,
kalo Alloh putuskan itu bukan yang terbaik, kita Cuma bisa iklas menerima. Kalo
ditanya sakit, bisa lebih dari itu mungkin. Gimana nggak ? Udah jalan tahun
ketiga dan nggak sedikit moment yang kami (me and my ex) habiskan bersama,
nggak sedikit kenangan dan akhirnya harus pisah di tengah jalan.
😭😭😭
Ada yang bilang, kadang orang patah
hati itu nggak bisa realistis. THAT’S RIGHT!
saya juga amat sangat merasakan
dampaknya (mulai deeeh drama queen lagi 😀) Soalnya pas saya baru jadi jomblo,
saya mulai masuk dalam fase galau. Yang mana saat ini mengalami penyempitan
makna di kalangan anak muda yang artinya menjadi rasa bimbang karena masalah
pacaran atau tragisnya karena patah hati.
Saat ada di fase ini, saya bisa
bilang kalo orang patah hati itu bener-bener sulit untuk bisa realistis. Merasa
dunia Cuma selebar daun kelor dan sulit lagi menemukan orang yang cocok.
Padahal kalo bisa sedikit realistis, di Indonesia aja ada berjuta-juta atau
bahkan berpuluh-puluh juta orang.
Hellloooo masa ngga ada satu orangpun yang
bisa kamu sukain? Dan parahnya lagi, ini bukan karena sulit menemukan orang
yang baru. Tapi karena rasa nyaman dan terbiasa. ‘terbiasa dengan seseorang.
Berbagi. Saling menyayangi dan terbiasa berdua’ dan saat putus, tentu saja,
semua kegiatan yang biasa dilakukan berdua, hanya bisa dilakukan sendiri.
Biasanya smsan, bbman, chatting. Saat putus semuanya tentu saja tinggal
kenangan. Sebenarnya itu yang membuat seseorang yang patah hati kesulitan untuk
menata hatinya kembali dan menemukan ‘The right One’ diluar sana.
Ada pepatah yang sangat saya sukai. ‘Everytime
you broke up with the wrong one, you get one step closer to the right one’ atau
kalo ditranslate ke Bahasa Indonesia kira-kira begini ‘Setiap kali kamu
patah hati dengan orang yang salah, artinya kamu maju satu langkah semakin
dekat dengan seseorang yang benar (jodohmu)’
Ada juga yang bilang ‘Untuk
menemukan orang yang tepat, terkadang kita harus berkali-kali bertemu dengan
orang yang salah’.
Kalo ungkapan yang terakhir itu mungkin agak jadul ya ?
tapi ngena banget. Berkali-kali. Bisa saya kasih garis bawah pada kata
berkali-kali. Kata sederhana yang kalo diimplementasikan dengan pacaran dan
kemudian patah hati berkali-kali. Rasanya ngeeeuuuus banget.
Berkali-kali menemukan orang yang salah. Putus, menata hati, menemukan orang
yang salah lagi, patah hati lagi. Itu lebih dari sakit saya rasa. Dan itu
penyebab paling signifikan kenapa orang sulit move on dari patah hati.
0 komentar
Hi Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya :)
Tapi jangan kasar-kasar, jangan ada link hidup juga karena udah pasti aku block.
komentar ya baik-baik aja, kritik boleh tapi sampaikan dengan bahasa yang baik. salam :)